Assalaamu'alaikum War. Wab.
...hunna libaasullakum wa antum libaasullahunna.....mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka....QS 2 : 187
Firman Allah SWT ini menunjukkan bahwa antara suami istri mempunyai hak dan kewajiban untuk saling.....MELINDUNGI.....MEMULIAKAN.....MENYENANGKAN.....diantara keduanya.....karena sifat pakaian adalah melindungi tubuh.....memuliakan pemakainya......dan menyenangkan bagi yang melihatnya....
Hak istri merupakan kewajiban suami yang harus ditunaikan.....dan hak suami merupakan kewajiban istri yang harus dikerjakan.....hal ini diatur secara seimbang oleh Allah dan Rasulnya.....derajad kemuliaan hak dan kewajiban ini sama di hadapan Allah SWT.....meskipun bentuknya.....wujudnya berbeda.....
HR. Abu Dawud dari Mu'awiyyah Bin Haidah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. Apa hak istri yang harus kita tunaikan ? Rasulullah SAW menjawab : 1. Memberi makan ketika kamu makan.....2. Memberi pakaian ketika kamu berpakaian.....3. Tidak boleh memukul wajahnya......4. Tidak boleh mencelanya......5. Tidak boleh mengusirnya kecuali didalam rumahnya. ( derajad hadist adalah hasan, takhrij Syekh Al Abani 1500 ).
1. Memberi makan ketika kamu makan.
Makan yang dimaksud disini adalah makanan siap saji, bukan bahan. Jadi suami yang berkewajiban memberi makan istri dan keluarganya dalam bentuk siap makan....... Lantas kenapa istri yang harus memasak untuk keluarganya ?..... Bahkan Rasulullah SAW sering kali membantu A'isyah memasak didapur...... hal ini karena sejak saat seorang istri melakukan perkerjaan rumah, memasak, mencuci dll maka Malaikat Jibril as bersama para malaikat lainnya berdoa untuk memohonkan ampun dosa istri yang demikian sampai sore hari..... Subhanallah...
Dari Abdullah bin Mas'ud ra menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : Apabila seorang istri melakukan pekerjaan rumah, memasak, mencuci dll, untuk suaminya maka Allah mencatat baginya 1000 kebaikan dan mengampuni 2000 kesalahan dan dosanya bahkan segala sesuatu yang disinari oleh matahari MEMINTAKAN AMPUNAN BAGINYA serta Allah mengangkat 1000 derajad baginya. ( Musnad Firdauus )
Jadi terus saja memasak dan melakukan seluruh pekerjaan rumah karena para istri akan didoakan para malaikat dan segala sesuatu yang disinari oleh matahari akan melakukan hal yang sama.....Subhaanallah.
Dan juga kalau suami yang harus menyediakan makanan matang siap saji.... maka anda bayangkan berapa besar nafaqoh yang harus ditanggung oleh suami.....sarapan beli di warung pecel dan bungkus unruk keluarganya....makan siang warung padang juga membungkus untuk keluarganya.... dan makan malam... di depot juga dan semuanya beli untuk seluruh anggota keluarga..... YA BISA JEBOL KEUANGAN SUAMI HASIL DARI KERJANYA....InsyaAllah sebagian besar para suami tidak akan mampu melakukannya.....
Jadi terus masak ya ibu - ibu untuk suami dan anak - anak......
La wong ibu itu paling perhatian pada keluarga ketika punya makanan.... contohnya kalau diundang tasyakurran tetangga kemudian ada hidangan kue kotak isi 3 macem..... para ibu ndak tega memakannya karena ingat anak dan suami dirumah.....coba kalau bapak ya disikat habis ditempat......bahkan ketika ada bawaan yang dibawa pulang / berkat....maka dirumah masih dimakan lagi.....MasyaAllah....
Bagi para suami.....memberikan makanan pada keluarga adalah tanggung jawab kita..... sering - sering bawa makanan kerumah terutama kesukaan istri dan anak - anak walaupun mereka tidak memintanya..... dan kalau ada rejeki lebih dari Allah SWT.... telpon istri dirumah untuk memberitahu bahwa hari itu jangan memasak.... nanti malam ajak keluarga untuk makan diluar....
Ikhwan Akhwat...... Bapak Ibu...... Suami Istri.....
Ini adalah awal dari kajian kita dan InsyaAllah saya akan sambung untuk berikutnya menyelesaikan penjelasan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Dawud ini.......satu per satu.....dan mari kita diskusikan...... Semoga kita semua termasuk orang - orang yang mendaptakan petunjuk Allah SWT.
Wallaahua'lam...
Wass. War. Wab
Rabu, 10 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar